Siapa yang tidak pernah mendengar cerita tarzan, seorang anak manusia yang hidup di hutan bersama keluarga kera. Tarzan menganggap dirinya sendiri adalah kera, hal itu disebabkan karena sejak kecil ia dibesarkan oleh kawanan kera. Dongeng tentang tarzan adalah salah satu pilihan terbaik untuk diceritakan kepada anak-anak.
Namun kali ini kita tidak membahas mengenai cerita fiksi yang beberapa kali diangkat ke layar lebar tersebut, melainkan kejadian nyata. Hanya saja ini adalah kebalikan dari cerita tarzan yang kita tonton dilayar kaca.
Seorang psikolog bernama Winthrop Niles Kellog, pada bulan Juni 1931 ia dan istrinya menyambut kedatangan anggota keluarga baru. Bukanlah bayi manusia melainkan bayi simpanse. Gua, begitu mereka menyebut nama bayi simpanse tersebut yang rencananya akan dibesarkan bersama putra mereka sendiri, Donald.
Seperti yang tertulis pada The Psychological Recore, ide ini merupakan sebuah penelitian bagaimana lingkungan mempengaruh perkembangan. Bisakah simpanse ini berperilaku seperti manusia sama halnya dengan tarzan yang berperilaku seperti kera?
Donald yang saat itu berumur 10 bulan dan Gua yang berumur 7 bulan dibesarkan di rumah yang sama, dan cara yang sama. Keduanya diberi makanan yang sama, dipakaikan popol dan diajari bahasa dasar dengan cara yang sama dengan semua orang tua mengajar anak-anak mereka.
Lalu bagaimana kelanjutan dari penelitian yang unik ini? Simak terus info terbaru dari kami di Prasasti.
Sumber : Alam mengembang jadi guru
SEGA TINY WATCH | TITIAN ART - TITIAN ART
ReplyDeleteIt is gold titanium important that you consider the everquest titanium quality ray ban titanium of your watches and the titanium muzzle brake possible compatibility with their own custom 3D models. 예스 벳 In order to provide more