Monday, 4 April 2016

Inilah pulau Socotra yang dikaitkan dengan keberadaan Dajjal


Jika melakukan sebuah perjalanan dari Afrika sejauh 240 km kearah timur atau dari Jazirah Arab 380 km kearah selatan, maka anda akan bertemu dengan berbagai hal unik yang tidak akan ditemukan dibelahan dunia manapun.

Keunikan tersebut terdapat pada sebuah pulau yang bernama Socotra. Di pulau ini terdapat sejumlah hewan yang tidak pernah anda temukan di tempat lain, begitu juga dengan beberapa jenis tumbuhannya. Karena keunikannya tersebut dunia memberinya julukan "Pulau Alien" dan sempat dicalonkan menjadi salah satu dari 7 keajaiban dunia yang baru.





Beberapa peneliti mengemukakan bahwa pulau ini sudah terbentuk sejak jutaan tahun yang lalu dan belum banyak terjadi perubahan bentuk. Pulau "Alien" terisolir dari dunia luar sehingga makhluk hidup yang terdapat pada pulau ini tidak ditemukan ditempat lain atau disebut juga dengan endemik. 

Dalam ajaran agama Islam, ada hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, Fatimah binti Qais mengatakan, "Aku telah mendengar muadzin Rasulullah S.A.W memanggil untuk shalat. Aku pun pergi ke masjid dan shalat bersama Rasulullah saw. Selesai shalat, Rasulullah saw naik ke atas mimbar. Nampak semacam bergurau Baginda sambil tertawa dan berkata: "Jangan ada yang bergerak".

Kemudian berkata: "Tahukah kamu mengapa aku memerintahkan kamu jangan ada yang pulang?" 

Kami menjawab: "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu."

Rasulullah saw berkata lagi: "Demi Allah aku menyuruh kamu berkumpul di sini bukan ingin menakut-nakuti dan bukan kabar gembira. Aku ingin menceritakan kepada kamu bahwa Tamim Al-Dariy adalah seorang Nasrani, kemudian dia datang menjumpaiku dan masuk Islam. Dia bercerita kepadaku tentang satu kisah tentang Dajjal ". 

"Kisah yang dia ceritakan itu sesuai dengan apa yang telah aku ceritakan kepada kamu sebelumnya. Katanya dia bersama 30 orang temannya pergi ke laut dengan menaiki kapal. Angin kencang datang bertiup dan ombak besar membawa mereka ke tengah-tengah samudera yang luas."

"Mereka tidak dapat mengarahkan kapalnya ke pantai sehingga harus berada di atas laut selama satu bulan. Akhirnya mereka terdampar di sebuah pulau menjelang terbenamnya matahari."

"Di pulau yang tidak berpenghuni itu mereka bertemu dengan binatang yang sangat tebal bulunya sehingga tidak nampak mana kelamin dan duburnya."

Mereka bertanya kepada binatang itu: "Makhluk apa engkau ini?" Binatang itu menjawab: "Aku adalah Al-Jassasah."

Mereka tanya: "Apa itu Al-Jassasah?" 

Binatang itu hanya menjawab: "Wahai kelompok pria, pergilah ke tempat itu untuk menemukan pria macam ini, sesungguhnya dia pun ingin bertemu dengan kamu".

Mereka pun pergi ke tempat yang ditunjukkan oleh binatang itu. Di sana mereka menemukan seorang pria yang sangat besar dan tegap. Artinya mereka tidak pernah melihat orang sebesar itu. Dari tangannya sampai ke tengkuknya dikuatkan dengan besi, begitu juga dari lututnya sampai ke telapak kakinya. 

Mereka bertanya: "Siapakah anda?" 

Orang seperti raksasa itu menjawab: "Kamu telah mendengar cerita tentang aku. Sekarang aku pula ingin bertanya siapa kamu ini?"

Mereka menjawab: "Kami adalah orang Arab. Kami pergi ke laut naik kapal, tiba-tiba datang ombak besar membawa kami ke tengah-tengah samudera luas dan kami berada di lautan selama satu bulan. Akhirnya kami terdampar di pulau Anda ini ".

"Awalnya kami bertemu dengan binatang yang sangat tebal bulunya sehingga kami tidak dapat mengenali jenis kelaminnya. Kami tanya siapa dia katanya Al-Jassasah. Kami tanya apa maksudnya dia hanya menjawab: "Wahai kelompok pria, pergilah ke tempat ini untuk menemukan pria macam ini, sesungguhnya dia pun ingin bertemu dengan kamu."

"Itulah sebabnya kami datang ke tempat ini. Sekarang kami sudah bertemu dengan Anda dan kami ingin tahu siapa Anda sebenarnya."

Makhluk yang sangat besar itu belum menjawab pertanyaan mereka terus saja mengajukan pertanyaan: 

"Ceritakan kepadaku keadaan kebun kurma yang di Bisan (nama tempat di negeri Syam) itu." 

Mereka menjawab: "Kondisi apanya yang tuan maksudkan?" Orang besar itu menjawab: "Maksudku apakah pohon kurma itu berbuah?"

Setelah mereka menjawab bahwa pohon kurma itu berbuah, orang besar tadi berkata: "Aku takut pohon itu tidak berbuah." 

Orang besar itu bertanya lagi: "Ceritakan kepadaku tentang sungai Tabarah (Danau Tiberias)." 


Mereka menjawab: "Tentang apanya yang tuan maksudkan?" Lelaki itu menjawab: "Maksudku airnya apakah masih ada." 

Mereka menjawab: "Airnya tidak susut." Lelaki itu berkata: "Air sungai itu disangsikan akan kering."

Akhirnya pria seperti raksaksa itu berkata: "Kalau begitu ceritakan kepadaku tentang Nabi Al-Amin itu, apa yang dia buat?" Mereka menjawab: "Dia telah berhijrah dari Makkah ke Madinah." 

Lelaki itu bertanya lagi: "Apakah dia diperangi oleh orang- orang Arab?" Mereka menjawab:" Ya, dia diperangi oleh orang-orang Arab."

Lelaki itu bertanya lagi:" Kalau begitu apa pula tindakan dia terhadap mereka?" Mereka ceritakan bahwa Rasulullah saw telah mengembangkan dakwahnya dan sudah banyak pengikutnya. Orang besar itu berkata lagi: "Memang begitulah, padahal mereka beruntung jika taat kepadanya." 

Kemudian orang itu berkata: "Sekarang aku terangkan kepadamu bahwa aku adalah Dajjal. Nanti aku akan diberi izin keluar, lalu aku pun akan menjelajah dunia ini. Dalam waktu empat puluh malam sudah dapat aku jalani semua, kecuali Makkah dan Madinah yang aku tidak dapat memasukinya. Negeri Makkah dan Madinah dikendalikan oleh para Malaikat, maka aku tidak dapat menembusnya. "

Rasulullah saw menekankan tongkatnya di atas mimbar sambil berkata: "Inilah negeri yang tidak dapat dimasukinya itu, yaitu Madinah. Saudara-saudara sekalian apakah sudah aku sampaikan cerita ini kepada kamu?" Mereka menjawab:" Ya, sudah ya Rasulullah."

Rasulullah saw berkata lagi: "Sesungguhnya hadits Tamim itu lebih meyakinkan aku lagi. Ceritanya itu sesuai dengan apa yang telah aku sampaikan kepada kamu sebelumnya, yaitu tentang Makkah dan Madinah yang tidak dapat dimasuki Dajjal."

"Hanya saja dia mengatakan di lautan Syam atau di laut Yaman. Dia dari arah timur. Dia dari arah timur," kata Rasulullah saw sambil menunjuk ke arah timur.

Sumber : 101dunia



0 comments:

Post a Comment